PROFIL DESA
A. SEJARAH DESA
Istilah Sampano pada awalnya disebut SAMBANUA.Pada Zaman dahulu, yaitu kira-kira sekitar 300 tahun yang lalu, Sampano pada mulanya dikenal dengan PASAMPANG. Istilah Pasampang dalam bahasa LUWU berarti “ Menahan / Bendung “ berdasarkan cerita leluhur, Pemangku adat Pertama ( To Makaka Sambano) yang bernama Rapang (Nenek Punggawa) Mengamanatkan pada masyarakat yang lewat dan atau mau pekerjaan di luar Desa, maka akan ditahan dan diberikan pekerjaan dan disuruh untuk tinggal menetap tinggal di Sampano.Hal ini disebabkan karena wilayah ini memiliki kandungan tanah yang Subur dan Luas.
Berdasarkan data yang ada, Kepala Desa Pertama Desa Sampano di Jabat oleh Syamsul Wahid (Tahun 1962-1964) Pada tahun 1964 di angkat Kamaruddin A dan dilantik oleh Gubernur Sulawesi Selatan Andi Oddang (tahun 1964-1980). Kemudian ditunjuk penjabat Kepala Desa Sampano yaitu Nuhung Dg Kalalla dan menjabat (tahun 1980-1982).Selanjutnya dijabat oleh Juhari melalui pemilihan kepala desa tahun 1982 dan menjabat sebagai kepala desa hanya 1 (satu) Minggu karena Meninggal Dunia. Setelah itu ditunjuk Andi sukarto Dewa sebagai Penjabat dari Tahun (1982- 1984).setelah itu, dilaksanakan lagi pemilihan kepala Desa dan terpilih Nurdin dan menjabat dari Tahun (1984-1987). Selanjutnya pada tahun 1987 dilaksanakan pemilihan kepala desa dan terpilih Bau Sinrang A.Umar untuk masa bakti (1987–1993), Kemudian Burhan,SE terpilih untuk masa Bakti (1994-2002) dan terpilih kembali untuk masa bakti (2002 – 2007) selanjutnya Muhammad Jaddar terpilih sebagai kepala Desa untuk masa Bakti (2007 – 2013), dan terpilih kembali untuk kedua kalinya masa Bakti (2013 – 2019), kemudian pada tahun 2019 diadakan pilkades serentak se Kabupaten Luwu yang pertama kalinya dan terpilih Sahir.S.Pd untuk Masa Bakti 2019-2025.
Seiring dengan perkembangan dan pertambahan Penduduk Desa Sampano telah 2 (dua) kali dimekarkan, yaitu Pemekaran pertama pada tahun 1990 yang saat itu dijabat oleh Nurdin selaku Kepala Desa, Wilayah Dusun Malewong ditingkatkan statusnya menjadi Desa Malewong. Bersamaan dengan itu Desa Sampano memekarkan Dusun Sampano menjadi 3(tiga) Dusun yaitu Dusun Sampano, Dusun Salu Kaluku, dan Dusun Batari.
Pada Tahun 1993, salah Satu Dusun di Desa Sampano yaitu Dusun Dadeko kembali ditingkatkan statusnya menjadi Desa yaitu Desa Persiapan Dadeko, perubahan status Dusun Dadeko ini menjadi Desa Persiapan, maka kembali Dusun Sampano dimekarkan menjadi 2 (dua) yaitu Dusun Sampano dan Dusun Sarasa, dengan demikian jumlah Dusun di Desa Sampano sampai sekarang sebanyak 4 (empat) Dusun yaitu : Dusun Sampano, Dusun Salu Kaluku, Dusun Batari dan Dusun Sarasa.
B. DEMOGRAFI
1. Keadaan Sosial
a. Jumlah penduduk
Desa Sampano mempunyai Jumlah penduduk : 2.555 jiwa yang
tersebar dalam 4 Wilayah Dusun dengan Perincian sebagaimana Tabel :
TABEL 1
Jumlah Penduduk
BATARI |
SAMPANO |
SARASA |
SALU KALUKU |
290 |
1.021 |
636 |
608 |
b. Tingkat Pendidikan.
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Sampano adalah sebagai berikut :
TABEL 2
TINGKAT PENDIDIKAN
PRA SEKOLAH |
SD/MIN |
SMP/MTS |
SLTA/MA |
SARJANA |
|
|
|
|
|
c. Mata Pencaharian.
Karena desa Sampano merupakan Desa Pertanian, maka sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani pekebun,selengkapnya
sebagai berikut :
TABEL 3
TINGKAT PENCAHARIAN
PETANI |
PEDAGANG |
PNS |
BURUH |
orang |
orang |
orang |
orang |
(Lihat diLampiran)
d. Pola Penggunaan Tanah.
Penggunaan Tanah di Desa Sampano sebagian besar diperuntukan untuk
Tanah Pertanian Sawah dan Perkebunan sedangkan sisanya untuk Tanah
pemukiman dan bangunan dan fasilitas – fasilitas lainya.
e. Pemilikan Ternak.
Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk Desa Sampano adalah
sebagai berikut:
TABEL 4
KEPEMILIKAN TERNAK
AYAM |
KAMBING |
SAPI |
KUDA |
LAIN-LAIN |
750 ekor |
ekor |
20 ekor |
5 ekor |
ekor |
f. Sarana dan Prasarana Desa.
Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Sampano secara garis besar
adalah sebagai berikut :
TABEL 5
PRASARANA DESA
KANTOR DESA |
JALAN KAB |
JALAN KEC. |
JALAN DESA |
JALAN DUSUN |
MASJID |
1 |
1,7 KM |
|
4 KM |
11 KM |
7 |
PUSTU |
POSYANDU |
SEKOLAH |
JEMBATAN |
GEREJA |
|
|
1 |
5 |
7 |
|
|
2. Kondisi Pemerintahan Desa
2.1. Pembagian Wilayah Desa
Wilayah Desa Sampano
Desa Sampano dengan luas : 14 Km
Yang terdiri dari 4 Dusun , RW dan 8 RT, 690 KK
1.DUSUN BATARI.
Terdiri atas :
RT/RW : 3
KK : 92
LAKI –LAKI : 153
PEREMPUAN : 137
JUMLAH : 290 JIWA
2.DUSUN SAMPANO
Terdiri atas :
RT/RW : 2
KK : 282
LAKI LAKI : 494
PEREMPUAN : 527
JUMLAH : 1.021 JIWA
3.DUSUN SARASA
Terdiri atas :
RT/RW : 2
KK : 172
LAKI – LAKI : 324
PEREMPUAN : 312
JUMLAH : 636 JIWA
4.DUSUN SALUKALUKU
Terdiri atas :
RT/RW : 2
KK : 165
LAKI – LAKI : 314
PEREMPUAN : 294
JUMLAH : 608 JIWA
Jumlah KK : 711
Jumlah Jiwa : 2.555
(Lihat di lampiran)
C. STUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA
Desa Sampano menganut Sistem Kelembagaan Pemerintahan Desa
dengan Pola Minimal, selengkapnya sebagai berikut :
DESA SAMPANO KECAMATAN LAROMPONG SELATAN
KABUPATEN LUWU
D. POTENSI DAN MASALAH
Pengkajian Potensi dan Masalah ini dimulai dari penjaringan masalah dan
potensi yang ada di desa Sampano dengan menggunakan alat kajian sebagai
berikut :
1. Peta Desa
2. Peta Rencana Pembangunan Desa Tahun 2019-2025
3. Kalender Musim
4. Diagram Kelembagaan
Proses penjaringan masalah ini dilaksanakan dalam forum musyawarah
ditingkat dusun yang telah dilakukan oleh masing-masing kepala dusun yang
tergabung dalam Tim Penyusun RPJMDes. pada :
No. Dusun Waktu
Pelaksanaan
Tanggal
1. Sarasa 9.00 - selesai 11 Des 2019
2. Batari 9.00 – selesai 12 Des 2019
3. Salu Kaluku 8.30 – selesai 17 Des 2019
4. Sampano 13.30 – selesai 18 Des 2019
BPD
Burhan, SE
KADES
Sahir.S.Pd
SEKDES
Safril, ST
KAUR.
TATA USAHA UMUM & PEMB.
RIDAYANI, S.Pd
KAUR
KEUANGAN
DARNAWATI.S.Pd
.
KADUS SARASA
Bahtiar.S
KADUS SAMPANO
M. Suryawan
KADUS BATARI
H. Saifuddin
KADUS S. KALUKU
Alimus
KASI
KESRA & PELAYANAN
HAERULA ASWAR.Amd.Kom
KASI PEMERINTAHAN
KAHAR MUZAKKIR ARKAM.S.IP
Potensi
Desa Sampano memiliki potensi yang sangat besar, baik dari sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Sampai saat ini Potensi daya belum benar-benar optimal diberdayakan. Hal ini terjadi dikrenakan belum teratasinya hambatan-hambatan yang ada.
Berikut beberapa Potensi dan Hambatan yang ada :
A. Sumber Daya Alam :
1. Lahan Pertanian terutama laham persawahan yang masih
dapat ditingkat produktifitasnya karena belum dikerjakan
secara optimal.
2. Lahan pekarangan yang subur, belum dikelola secara
maksimal
3. Banyaknya lahan bila dikelola dengan baik dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat yang dapat
menyerap tenaga kerja.
4. Desa Sampano juga berpotensi untuk mengembangkan usaha
budidaya perikanan air tawar, seperti ikan Nila, Ikan Mas,
Ikan Gurami,Lele Jumbo, Patin Jambal.
5. Wilayah Desa Sampano cukup potensial untuk dikembangkan
tempat jajanan dan makanan lokal skala home dan buahbuahan lokal.
B. Sumber Daya Manusia :
1. Jumlah penduduk yang produktif cukup tinggi, serta
angkatan kerja yang belum dapat diandalkan oleh karena
belum adanyan keterampilan.
2. Kepadatan penduduk jauh dari kepadatan.
3. Besarnya sumber daya perempuan usia produktif sebagai
tenaga produktif yang belum dapat mendorong potensi
industri rumah tangga.
4. Hubungan kondusif antara Kepala desa, lembaga desa dan
masyarakat.
5. Adanya kader kesehatan yang banyak, terutama di Posyandu
belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
6. Adanya kelembagaan baik ditingkat Desa ataupun dusun,
misalnya BPD, LPM, PKK Desa, Posyandu, Kelompok Tani,
kelompok kesenian, Karang Taruna, Pemuda, Kelompok SPP.
Masalah
Masalah yang dihadapi sebagai berikut :
1. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Sampano adalah
petani namun memiliki tingkat SDM yang masih rendah tentang
pertanian.
2. Kurangnya penguasaan teknologi pertanian sehingga menyebabkan
kurang maksimalnya hasil pertanian.
3. Sarana Infrastruktur dasar terutama jalan yang masih berupa jalan
tanah yang menyebabkan transfortasi tidak lancar kelahan
perkebunan dan pertanian.
4. Sistem pengairan lahan pertanian apabila musim penghujan
menimbulkan ancaman kebanjiran, sedangkan pada musim kemarau
sangat sulit mendapatkan air.
5. Masih terkendalanya peningkatan usaha dikarenakan kurangnya
modal yang dimliki.
6. Tingginya rumah tangga miskin yang mencapai 84 KK dan 388 Jiwa.
7. Produksi tanaman belum maksimal karena minimnya tata ruang air.